Month: Mei 2013
DISIPLIN LALU LINTAS MASUK KURIKULUM PENDIDIKAN
Menteri Pendidikan Nasional M Nuh menegaskan disiplin berlalu lintas merupakan bagian dari membangun budaya sekolah. Karena itu, pendidikan tersebut akan diterapkan mulai tahun ajaran 2010/2011.
Kita ingin membangun karakter secara keseluruhan. Salah satunya ditekankan pada pembangunan karakter dan budaya berlalu lintas, katanya, seusai menandatangani naskah kesepahaman untuk mewujudkan pendidikan berlalu lintas dengan Kapolri Bambang Hendarso Danuri di Hotel Bumikarsa, Jakarta, kemarin.
Dia menyatakan sasaran kegiatan itu adalah siswa pendidikan formal. Mulai jenjang taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Selain itu, pada siswa pendidikan nonformal seperti kursus, ujarnya.
Saat ini, kata dia, ada 55 juta siswa sekolah. Itu potensi luar biasa. Para siswa itu juga berkendara di luar sekolah. Dua-tiga bulan lagi, tim Kementerian Pendidikan Nasional dan Polri menyiapkan materi teknis. Termasuk mengembangkan taman lalu lintas, duta lalu lintas, dan lain-lain, katanya.
Tertib dan Disiplin Dia mengemukakan materi pembelajaran tak harus berupa pelajaran tersendiri. Namun disisipkan dalam pelajaran matematika, fisika, biologi, dan ilmu sosial.
Bambang Hendarso Danuri menyatakan kesepahaman itu antara lain dilatarbelakangi korban kecelakaan lalu lintas cukup tinggi dari tahun ke tahun. Tahun 2007 hampir 20.000 orang jadi korban kecelakaan, tahun 2008 20.188, dan tahun 2009 hampir 20.000.
Pelajar dan mahasiswa korban kecelakaan cukup besar, hampir 5. Itu belum termasuk yang luka ringan, luka parah, dan cacat tetap, katanya.
Itu menunjukkan ketidakdisiplinan dan ketidaktertiban yang bermuara pada karakter dan budaya. Dia berharap materi disiplin berlalu lintas akan membuat siswa tertib dan berdisiplin.
Perlu rangkaian kegiatan yang mendasar untuk mengubah karakter dan budaya sejak dini. Kegiatan itu berkelanjutan, tidak parsial pada waktu-waktu tertentu, ujar dia. (H28)
Sumber: Suaramerdeka.Com